Sabtu, 05 Mei 2012

nasib itu . . . .

"biarlah aku luruh ke tanah seperti daun yang jatuh, daun yang tak pernah menyalahkan angin.."

kalimat itu, dengan seketika menghipnotisku, menyadarkanku.
bila begini, mungkin memang sudah seharusnya begini.
bila begitu, mungkin memang sudah seharusnya begitu.

hidup ini sudah adil, kawan.
bila kau menganggap tidak adil,
bila kau menyayangkan apa yang terjadi,
bila kau menginginkan hal lain yang seharusnya terjadi,
maka percayalah, setelah itu pun kau akan menemukan ketidakadilan lainnya seperti yang kamu maksudkan.

seperti apa yang diceritakan dalam sebuah novel,
hidup ini penuh dengan sebab akibat.
kejadian ini dapat menyebabkan hal yang lain,
kejadian ini pula bisa disebabkan oleh yang lain,
jika kau menyesali akan suatu hal,
maka akan ada sebab-sebab dan akibat-akibat lain yang akan berubah jika kau membayangkan seharusnya hal lainlah yang terjadi.

ahh, mengertikah apa yang saya maksud, kawan?
saya memang bukanlah seorang deskriptor yang baik.
namun, sebenarnya menyesal itu bukanlah sesuatu yang baik.

bukankah orang yang menyesal ialah mereka yang tidak beriman, kawan?
yaitu mereka yang tidak percaya dengan Qodar-Nya?
yang harus kita cermati ialah, bahwa kita telah berusaha yang terbaik atas suatu hal.
dan, yang harus kita pahami adalah, apapun yang terjadi saat ini, dulu ataupun esok,
maka jadikanlah semuanya menjadi rambu-rambu dalam setiap tindakanmu, kawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar