Jumat, 08 April 2011

Suratku untuk Wanita Teristimewaku

Bu, meskipun cinta yang paling tulus dan suci itu datang dari Alloh, tapi aku tau kalau cintamu terhadapku juga sama sucinya dengan cintaNya terhadapku.
Maka, jika aku berbicara tentang cinta, maka ibu lah juara kedua setelah Alloh. Mulai dari ibu mengandung aku. Kau merawatku sampai sekarang ini. Tak pernah kau mengungkit-ungkit cintamu yang telah kau berikan.
Aku malu, bu. Karena selama ini aku terlalu egois, aku belum bisa membalas semua cintamu terhadapku, bahkan tak jarang aku selalu membuatmu kecewa. Durhaka kah aku, bu?
Dan dalam setiap doaku, aku selalu memohon, janganlah Alloh mengambil ibu atau mengambil diriku terlebih dahulu sebelum aku membalas semua cinta ibu.

Bu, aku selalu teringat akan dosa-dosaku, terutama dosaku terhadapmu. Dan aku takut di kehidupan setelah ini aku tidak bisa bersamamu di syurga, atau mungkin untuk mencium wangi syurga pun aku tak bisa. Pantaskah aku berkata "aku ingin berkumpul bersamamu di syurgaNya, bu"?

Bu, engkau terlalu istimewa.
Beruntunglah aku dititipkan oleh Nya kepada wanita sepertimu, bu.
Andai tak pernah ada kematian, aku ingin selalu bersamamu.

Bu, meskipun kau tak pernah mengatakannya, aku tau betapa besar cintamu padaku. Aku bisa melihatnya dari tatapan matamu yang sejuk dan tutur katamu yang lembut, bu.

Bu, engkau pasti dan selalu ingat aku. Dimanapun dan kapanpun aku berada, kau selalu mengingatku seperti engkau selalu mengingatNya.
Sedangkan aku, dengan malu aku mengakui bahwa sedetikpun aku pernah tidak mengingatmu, bu.

Bu, Alloh pasti akan memberimu hadiah karena kau telah menjaga amanahNya.
Aku ingin menjadi wanita sepertimu, bu.

Bu, dapatkah aku mendapatkan lelaki yang cintanya tak kalah suci denganmu, bu?
Pantaskah, bu?


13 februari 2011, kau mengutarakan hal itu kepadaku, bu.
semoga dalam lima tahun ke depan niat suci kita dapat terlaksana. aamiin

Sembah sujud, anakmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar