Selasa, 31 Januari 2012

Dosa gak sih?

lama gak blogging, apalagi pas lihat tanggal terakhir kali posting. wahhh berbulan-bulan.
yaaaa kali ini masih masa liburan semester. gak kerasa udah mau semester enam lagi. yakkk makin tua dong.. hmmm
daripada mikirin nilai-nilai semester ini yang belum muncul semua, yang rasanya takut sekali hal ini akan menjadi mimpi buruk sepanjang hidup saya (semoga jangan, aamiin) mending saya ngungkapin unek-unek saja di blog ini.
cekidotttt

sebenernya makin sini bukannya makin seneng karena sebentar lagi bakal lulus kuliah. malah yang selama ini bikin saya galau (susah banget cari kata lain selain ini. kkkk) ialah tentang masa depan saya nanti. sejauh kita bener-bener kuliahnya sih mungkin gak masalah, tapi masalahnya adalah saya merupakan orang yang sangat percaya akan keberuntungan. akankan saya beruntung di masa depan nanti? akan jadi apa nanti? akankah dengan mudah mendapatkan pekerjaan? kenapa jadi merasa beban gini ya? hmmm
saya gak mau menjadi orang yang menyumbangkan angka pengangguran di negara ini, cukup!
mengingat hal ini, rasanya nyesel deh udah banyak menyia-nyiakan waktu yang ada. nyesel udah melakukan banyak hal yang sama sekali gak berarti.

tau kan akhir-akhir ini tv-tv gencar memberitakan berita-berita yang bikin merinding?
mulai dari tabrakan maut yang memakan banyak korban yang terjadi di Jakarta. semenjak saat itu menyusul berita tabrakan-tabrakan lainnya yang terjadi di berbagai tempat.
narkoba-narkoba yang peredarannya makin meluas dengan jaringan-jaringan internasional. dan yang paling menakutkan, jaringan-jaringan ini sudah tidak main-main. menurut berita yang saya dengarkan nih, bahkan  pegawai Badan Narkotika Nasional kita ini sampai mendapatkan teror-teror dari bandarnya.
selain itu pemberitaan mengenai korupsi besar-besaran yang rasanya gak ada akhirnya. saya saja sampai bosan, karena hal ini pasti dibahas di acara-acara berita TV.
 
kemudian berita mengenai pemerkosaan yang ada hubungannya dengan kendaraan umum, misalnya angkot dan mikrolet di jakarta. semenjak saat itu pula merebak berita-berita mengenai hal yang sama namun terjadi di tempat yang berbeda.

sejak saat itu, ibu saya yang mungkin bisa dibilang seorang penakut sering kali mengingatkan saya mulai dari hal ini sampai hal itu.
misalnya nih dalam hal berpakain, jangan sampai mengundang birahi lawan jenis, hal ini bisa menimbulkan pemerkosaan. saya yang biasa memakai jeans selalu beliau sindir mengenai hal ini. ahhh padahal akhir-akhir ini saya sudah menghindari jeans yang ketat,  malah terakhir kali saya membeli jeans dengan ukuran XXL, padahal biasanya cukup dengan ukuran L saja.
tapi tetap saja, kayaknya ibu saya ingin agar saya memakai celana bahan, atau mungkin gamis ? hmmm
saya belum siap untuk dua hal itu. rasanya cukup dengan memakai jeans yang longgar saja lah. anak-anak muda seperti saya pasti mengerti akan hal ini. "plissss bu, lihatlah jeans yang saya pakai. ini gak ketat."

kemudian mengenai kebiasaan saya yang mudah sekali tertidur saya menaiki kendaraan. tak hanya ibu saya yang mengomentari, tapi juga kakak saya. katanya hati-hati jangan tidur sembarangan kalo di kendaraan umum, nanti bisa dibawa kemanaaaa sama supirnya.
saya yang merupakan anak baik hanya manggut-manggut pasrah.
sebenarnya ingin sekali bilang gini, "ya ampun, bu. kalo di angkot sih gak mungkin juga buat tidur, masa iya saya dengan tenangnya tidur. terus kalau di bus menuju kota tempat kuliah atau menuju kota asal juga itu bus pasti penuh, pasti juga orang yang mau merkosa mikir-mikir juga. dan selama ini juga kalau busnya kosong mana mungkin saya bisa tidur, saya juga pasti akan berjaga-jaga."

saya tau apa yang mereka sampaikan adalah karena kecintaan mereka terhadap saya, karena ingin saya selamat, dan lain-lain. dan saya tau kalau ini demi kebaikan saya sendiri. ini hal positifnya.
oleh karena itu saya tidak membantah dengan sepatah kata pun. akan sangat tidak sopan jika harus membantah.

kata-kata dari seorang Karni Ilyas yang sangat saya ingat, "Alhamdulillah semua anak-anak saya sampai mereka menikah tidak ada yang tersangkut narkoba. namun ternyata ada cucu saya yang tersangkut kasus narkoba".
ibuku juga bilang kepada ayahku, "alhamdulillah juga anak-anak kita sampai saat ini (sudah besar-besar) tidak ada yang menjadi korban narkoba. tapi bagaimana cucu-cucu kita nanti?"
kemudian kata-kata dari seorang tokoh agama, yang intinya adalah orang tua juga akan menanggung dosa atas dosa apa yang dilakukan oleh anaknya. jadi inintinya orang tua tuh harus benar-benar mendidik anaknya, jangan sampai anak-anaknya mengambil jalan yang menyimpang dalam hidupnya.
tau sendiri kan pergaulan di jaman sekarang ini bagaimana? dengan beredarnya narkoba dan miras di masyarakat, juga seks bebas. bahkan siswa-siswa sekarang ini sudah banyak yang menjadi orang tua atas anaknya.
inilah yang menjadi pekerjaan rumah para orang tua. akan sangat susah bagi orang tua dalam mendidik anak jika mengingat hal ini.

atas hal ini lah kemudian muncul satu pertanyaan yang masih mengganjal. apabila tiba suatu saat nanti dimana saya telah bertemu dengan jodoh saya, kemudian kami menikah. dosakah bila saya memiliki pikiran untuk tidak memiliki anak karena rasa takut saya akan kegagalan dalam mendidik dan membesarkannya kelak?


ah, sebenarnya ada sedikit jawaban atas pertanyaan ini.
bukankah Tuhan tidak menyukai orang yang selalu berpikiran negatif atau pesimis?
ya, pertanyaan tadi merupakan bukti bahwa selama ini saya telah pesimis.
dan bukankah saya belum berusaha untuk menghindari hal negatif tersebut?