Senin, 22 Agustus 2011

pelajaran kecil di sebuah pasar

siang tadi aku ke pasar bareng ibuku, niatan mau investasi uang beasiswaku yang rencananya dengan membeli emas. maunya sih investasi bat beli tanah, tapi mana ada hari gini tanah yang bisa dibeli dengan harga 2juta rupiah. kalo misal harus ngumpulin uangnya dulu malah takut kepake. kayak semester kemarin, nyesel banget deh kenapa harus beli handphone pake duit beasiswa? ya Alloh padahal itu gak penting banget. dan handphone sebagai bentuk investasi itu adalah sebuah pilihan yang sangat salah, malah bisa dibilang bahwa itu bukanlah suatu bentuk investasi. yang namanya investasi itu, suatu hari nanti apabila kita menjual barang investasi kita, maka harga jualnya tak jauh dari harga pembelian, malah bagus-baguis kalau harga jualnya lebih naik. boro-boro naik, malah untuk sebuah handphone harga jualnya lebih jauh daripada harga beli. tau sendiri kan sekarang lagi perang gadget, dalam satu bulan ada beberapa produk yang bermunculan, dan produk yang udah ketinggalan tuh harga jualnya gak seberapa.
yahhh nasib deh. gak lagi-lagi bertindak bodoh kayak yang lalu-lalu.

sangat disayangkan, ketika dalam perbincangan antara aku dengan penjual mas, penjualnya mengatakan bahwa untuk mas putih yang kualitasnya bagus ia belum berani menjual karena harganya masih belum stabil. mau tak mau, akhirnya kuputuskan untuk membeli mas putih dengan kualitas biasa saja.
ada sisa uang dari rencana beli emas tadi. aku dan ibuku pergi ke kios yang menjual kain. aku mencari kain chiffon yang rencananya akan kuubah menjadi sebuah dress panjang, dan ibuku tau rencanaku itu karena sebelumnya aku memang sudah lama membicarakan hal ini dengannya, mengingat harga sebuah dress panjang dari bahan chiffon yang aku lihat di toko-toko online harganya cukup bikin kita untuk menahan nafas sejenak alias mahalnya itu. biar gak penasaran, makanya pengen nyoba buat sendiri. bukan buat sendiri sih, tapi merancang sendiri namun pengerjaannya tetap menggunakan jasa tukang jahit.
syukur-syukur kalau hasilnya bisa jadi sebelum lebaran, kan bisa dipake buat lebaran jadinya. kalopun gak jadi buat lebaran, tak masalah kan masih ada baju yang lama yang masih bisa dipake buat lebaran.

perkiraan harga chiffon yang permeternya 10ribu rupiah, ternyata di pasar yang ada di kotaku harganya jauh lebih mahal. aku membeli chiffon polos yang permeternya dihargai 17ribu rupiah. aku paksakan beli karena udah pergi ke kios yang satu dengan yang lain, namun mereka tidak menjual bahan chiffon.

setelah beli kain, lanjut beli bahan makanan sama ibu. setelah beli ini itu, kios terakhir yang kami kunjungi adalah kios sayuran.
sayup-sayup terdengar alunan musik yang biasa ada di doger monyet. aku heran sendiri, bisa-bisanya tuh doger monyet kok maen di pasar yang segini ramenya, mana ada yang nonton dan mana mungkin mereka bakal dapat duit saweran, orang yang nonton aja mungkin gak ada saking sibuknya orang-orang, tau sendiri kan suasana pasar kayak gimana apalagi mendekati idul fitri, pikirku. udah gitu matahari cukup bersemangat menampakkan dirinya, panas.

tiba-tiba aku dikagetkan dengan pandangan di seberang sana, aku lihat seorang bapak-bapak yang memegang gayung di tangan kanannya yang ia gunakan untuk meminta saweran dan ditangan kirinya seutas tali yang diikatkan kepada leher si monyet. saat meminta saweran ke pedagang sayuran yang tak jauh dari tempatku berdiri, yang membuatku nyengir adalah saat si monyet diam-diam ngambil sebuah cabe merah. dasar binatang, emang pikirannya gak sesempurna manusia, tuh monyet dengan pedenya langsung mengunyah cabe yang ia curi. haha saat gigitan pertama ia langsung membuang itu cabe. jangan ditanya lagi gimana rasanya, karena tuh monyet gak bisa kita tanya bagaimana reaksinya setelah ia memakan cabe. kalian pikir sendiri deh, udah nyuri cabe, eh malah dibuang karena kepedesan. hahah

namun tiba-tiba muncul rasa iba.
ternyata yang memainkan doger monyet itu adalah dua bapak-bapak yang sudah tua usianya. yang satu yang pegang monyet tadi, dan yang satu lagi yang memainkan alat musiknya. ya Alloh kasihan sekali mereka. mereka panas-panasan hanya untuk mencari nafkah yang halal yang akan mereka pergunakan untuk menafkahi keluarganya mereka. dan untuk mendapatkan rejeki tersebut mereka dengan secara tidak langsung harus menyiksa binatang terlebih dahulu (monyet). mereka mengeksploitasi seekor monyet, monyet tadi ditarik-tarik harus memainkan mainan yang ini, mainan yang itu, mondar-mandir kesana, mondar mandir kesitu.
kasihan sekali nasib monyet, lehernya ditarik-tarik hanya untuk membantu dua orang majikannya. monyet yang setia, monyet yang rela berkorban ikut panas-panasan, malah ia harus berkorban dengan bekerja tanpa alas kaki.

aku yang berdiri di kios semula, udah gak tahan untuk tidak menitikkan air mata. jangan sampai aku menasngis disana karena gara-gara seekor monyet, aku malu. namun air mata ini mendesak keluar. dan sekalinya keluar air mata ini malah tak mau berhenti.
ya Alloh ya Robb, aku bersyukur karena aku merasa aku lebih beruntung daripada mereka. orang tuaku tak harus menyiksa binatang untuk menjemput rejeki mereka.
ya Alloh ya Robb, jangan sampai orang-orang yang aku sayangi dan menyayangi aku mendapatkan nasib yang sama dengan mereka. semoga semuanya (termasuk aku, keluargaku, teman, dan semua keturunanku dan keturunan mereka) mendapatkan nasib yang lebih baik dari nasib yang saat ini mereka dapatkan. aamiin

inilah hal yang aku enggani. kenapa harus ada yang kaya dan yang miskin? kenapa harus ada perbedaan? KENAPA?
perbedaan ini, kadang membuatku enggan untuk sekedar menatap dunia ini. dunia ini terlalu menyakitkan sesungguhnya. tak ada kebahagiaan dan keindahan abadi di dunia ini, semuanya adalah semu, semuanya adalah sementara.
ya Alloh ya Robb, bahkan saat ini pun aku menangis. apa yang harus ku perbuat untuk negaraku ini, ya Alloh? aku harus menjadi apa agar aku bisa mengubah semua nasib rakyat ini?
maafkan aku jika selama ini aku masih menjadi hambaMu yang bodoh, dungu, buta, tuli, dan bisu.

Jumat, 19 Agustus 2011

finally, I found my Holiday

setelah kurang lebih 6 minggu merelakan liburan semesterku untuk mengikuti SP, akhirnya liburan itu datang juga.
dan dari 6 enam minggu itu, aku melewatkan 2 minggu lebih untuk berpuasa disana (bukan dirumahku).

selain karena kangen akan keluarga dan suasana kotaku ketika bulan puasa, juga karena salah satu faktor yaitu AYAM. bukan ayam hidup, maksudku adalah Daging Ayam. hampir gila aku karena daging ayam. di kota tempat aku kuliah, semua pedagang yang menjajakan makanannya dari ujung jalan yang satu sampai ujung jalan yang lain pasti yang mereka jual adalah daging ayam. bukannya tak ada satu pun yang menjual selain ayam, tak lain adalah karena lokasi penjualnya yang jauh (maklum saja, aku gak bawa kendaraan), itu pun ak bar bisa makan sayuran atau makanan lain selain ayam kalo temen kostanku ada di kostan. biasanya kita beli lauk buat sahur sekalian beli makanan buat berbuka juga. giliran udah sepakat untuk sahurnya pilih sayuran, maka untuk makanan berbuka puasa mau tak mau pasti ayam.

kenapa setiap hari selalu berhubungan dengan ayam ya? untung si ayam gak sampe mengejar-ngejar aku sampe ke alam mimpi. fiuhhh
dan sialnya lagi, si ayam telah membuat angka timbanganku menjadi bergerak ke arah kanan. dan itu artinya adalah GEMUK. temen-temenku juga bilang gitu. "kok kamu gemukan sih?" jlebb.

upsss, kenapa malah bahas ayam ya?! tapi pemeran utama dalam cerita ini bukan ayam loh. [??]

malamnya sholat tarawih di mushola lingkungan rumahku. aduh firasat sepertinya akan terjadi hal yang buruk.. jangan sampai si ayam ngejar-ngejar aku untuk ngikut ke kota asalku. TIDAKKKK
halusinasiku tentang si ayam datang lagi. seberapa berpengaruhkan si Ayam dalam kehidupanku. beuhhh so sweet banget ya.

setelah sholat isya berjamaah, tepatnya pas lagi dzikir ini mata udah mulai perlahan-lahan melarikan diri dari kontrolanku. aku ngantuk, sampai-sampai aku bilang ke ibu, "bu, ngantuk". tapi anehnya, meskipun ngantuk tapi mulut masih ikut komat-kamit ngikut dzikir, subhanalloh sekali yah hehe. dengan berjalannya waktu, ini mata kalo istilah temanku sih udah keton ora keton, pandangan udah mulai kabur-kaburan saking ngantuknya. dan klimaksnya adalah tiba-tiba mataku tertutup dan badan sempoyongan ke depan mau jatuh, haduh langsung kaget, dan saking kagetnya ngantuknya jadi ilang. tapi sayang cuma sementara.

pulang tarawehan, ada tukang bakso yang biasa menjadi langgananku.
dalam benakku "duhh pasti lezat nih. hmmm wanginya aja udah menggoda-goda. untuk saat ini, wangi bakso itu lebih memikat daripada wangi parfumku sekalipun", bahaya nih.
duh tapi takut nanti sahur gak mau makan lagi, yang ada kalo gak ikut makan sahur nanti diomelin ibuku. ya sudahlah, saya akan menunggu Partner in Crime-ku datang. dia adalah kakakku yang hobi juga makan bakso. hihi
sekiannn
oh iya, seneng banget deh hari ini latihan mobilku udah bisa dibilang lancar. untuk parkir dengan gaya mundur pun kata ayahku udah cukup bisa. yeahhh
tinggal menunggu waktu kapan diijinin buat turun langsung ke jalan. yuhuuu